(Tulisan ini pernah saya tulis di majalah DUIT! edisi 02/Februari 2009)
Dua kakak beradik, Icha dan Dina memproduksi sepatu kanvas lukis. Produk bisnis rumahan ini kebanyakan dipasarkan lewat online di blog www.sepatukanvaslukis.blogspotcom dan www.sepatulukis.com
Kuliah di Bandung sementara rumah di Jakarta, agaknya tak menghalangi Nerissa Arviana (Icha) terus menekuni bisnisnya. Maklum, dara yang masih kuliah di School of Business and Management ITB ini belum setahun membangun bisnisnya, memproduksi sepatu kanvas lukis. Di tahun pertama usahanya itu, Icha mengaku dirinya harus mengurusi customer follow up order, melakukan transaksi, dan mengurus keuangan. Sedangkan Nabila Irvani (Dina), partner bisnis yang juga adik kandungnya kebagian tugas mengurusi tampilan blog dan website, desain produk, dan alat-alat promosi, seperti flyer, spanduk.
“Kebetulan saat ini usaha saya sedang banyak pesanan, khususnya dari luar Jakarta. Ada pesanan dari Malang, Surabaya, Aceh, Medan, Batam, Samarinda, Makasar dan lain-lain. Ada juga dari Papua. Soalnya di sana kami belum punya akses jual langsung, makanya kebanyakan memesan lewat internet,” papar dara kelahiran 24 Juli 1988 ini kepada DUIT!.
“Kebetulan saat ini usaha saya sedang banyak pesanan, khususnya dari luar Jakarta. Ada pesanan dari Malang, Surabaya, Aceh, Medan, Batam, Samarinda, Makasar dan lain-lain. Ada juga dari Papua. Soalnya di sana kami belum punya akses jual langsung, makanya kebanyakan memesan lewat internet,” papar dara kelahiran 24 Juli 1988 ini kepada DUIT!.
Menjual lewat internet memang cara yang dipilih Icha sejak awal. Dari semula, anak pasangan Irvan Jusuf (pengusaha) dan Chandra Nursida (aktif di bisnis MLM dan asuransi) ini ingin mengikuti jejak kedua orang tuanya, punya bisnis sendiri. “Saya ingin bikin produk yang berbeda dengan yang lain, sesuatu yang unik. Kebetulan, adik saya Dina jago banget gambar. Lalu, kenapa tidak kami memproduksi sepatu kanvas lukis saja?,” kata Icha lagi.
Sebagai uji coba, mereka membuat satu pasang produk dulu. Sepatu yang mereka beli di sebuah toko sepatu itu lalu dilukis memakai cat acrylic. Icha lalu membawanya ke kampus. Respon teman-temannya cukup bagus. Beberapa teman minta dibuatkan dengan desain yang mereka pesan sendiri. Dari sinilah Icha mulai serius memfokuskan bisnisnya ke produk alas kaki ini.
Bermodal Rp4 jutaan, yang antara lain untuk membeli puluhan pasang sepatu kanvas putih polos, alat-alat lukis dan merekrut satu pelukis, dia mulai memproduksi sepatu kanvas lukis ini di rumahnya, kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Untuk memasarkannya, Icha memanfaatkan internet. Lewat blog-nya yang diberi nama www.sepatukanvaslukis.blogspot.com Icha mulai mempromosikan produk ke seantero jagad maya. “Kenapa saya pakai sarana internet? Selain murah investasinya, marketnya lebih luas ketimbang jual langsung,” tuturnya.
Tak dinyana, di dunia maya ini pun respon konsumen luar biasa. Pemasannya tak hanya datang dari Jabodetabek, tapi juga dari Jawa bagian Timur, Sumatera, Sulawesi dan Papua. Pemesanan biasanya dalam partai besar.
Pengiriman Sempat Diragukan
Menjual lewat internet, dimana penjual dan pembeli tak bertemu secara fisik, tentu punya kendala. “Kendala utama adalah soal kepercayaan. Banyak orang bertanya, barang yang dipesan dikirim nggak ya? Barangnya sesuai dengan yang dipesan nggak ya? Alhamdulillah, kami bisa meyakinkan mereka karena kami selalu berusaha menjaga kualitas dan ketepatan waktu pengiriman,” kata Icha yang memakai jasa perusahaan kurir lokal ternama untuk pengiriman.
“Untuk saling menjaga kepercayaan itu juga, biasanya kami minta uang panjar dulu 50%, terutama untuk konsumen baru,” tambah anak kedua dari lima bersaudara ini.
Di luar pemasaran lewat internet, Icha juga sesekali melakukan penjualan langsung, khususnya ke teman-teman. Rencananya, dia ingin juga menawarkan produknya lewat pameran dan membuka toko di rumah. Dia juga segera meluncurkan situs produknya di www.sepatulukis.com.
Dibantu 7 tenaga lukis yang dia rekrut dari warga sekitar rumahnya, sampai saat ini Icha sudah melepas 250 pasang sepatu ke pemesan. Dalam seminggu, produk buatannya bisa mencapai 20-an pasang atau sekitar 80-100 pasang/bulan. Omzetnya diperkirakan sudah mencapai angkar Rp18 juta-Rp20 juta sebulan. Produknya sendiri dilepas dengan harga antara Rp110 ribu-Rp130 ribu, tergantung ukuran dan desainnya. Semakin rumit desain, tentu semakin mahal. Ukuran yang disediakan mulai dari nomor 31 hingga nomor 43. Oh ya, selain menawarkan dengan desain yang dibuatnya, Icha juga mempersilakan konsumennya memesan dengan desain yang mereka buat sendiri.
“Alhamdulillah, modal awal Rp4 jutaan di Juli 2008 lalu hasil pinjaman dari orang tua, sudah balik modal. Sekarang tinggal putar-putar uang dari keuntungan saja, belum mau pinjam dari pihak ketiga atau bank. Barangkali kalau usaha ini tambah membesar, bolehlah cari dana dari bank,” katanya sambil tersenyum ramah.
Di luar sepatu kanvas lukis funky buatannya, dua bersaudari ini berniat memproduksi kaos dan tas lukis. “Hitung-hitung bisnis ini mempraktekan teori yang saya dapat di bangku kuliah. Jadi, selepas kuliah saya tak perlu mencari kerja, tapi justru mencari pekerja lagi,” kata Icha yakin. Semoga. $ AGUSTAMAN
Sebagai uji coba, mereka membuat satu pasang produk dulu. Sepatu yang mereka beli di sebuah toko sepatu itu lalu dilukis memakai cat acrylic. Icha lalu membawanya ke kampus. Respon teman-temannya cukup bagus. Beberapa teman minta dibuatkan dengan desain yang mereka pesan sendiri. Dari sinilah Icha mulai serius memfokuskan bisnisnya ke produk alas kaki ini.
Bermodal Rp4 jutaan, yang antara lain untuk membeli puluhan pasang sepatu kanvas putih polos, alat-alat lukis dan merekrut satu pelukis, dia mulai memproduksi sepatu kanvas lukis ini di rumahnya, kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Untuk memasarkannya, Icha memanfaatkan internet. Lewat blog-nya yang diberi nama www.sepatukanvaslukis.blogspot.com Icha mulai mempromosikan produk ke seantero jagad maya. “Kenapa saya pakai sarana internet? Selain murah investasinya, marketnya lebih luas ketimbang jual langsung,” tuturnya.
Tak dinyana, di dunia maya ini pun respon konsumen luar biasa. Pemasannya tak hanya datang dari Jabodetabek, tapi juga dari Jawa bagian Timur, Sumatera, Sulawesi dan Papua. Pemesanan biasanya dalam partai besar.
Pengiriman Sempat Diragukan
Menjual lewat internet, dimana penjual dan pembeli tak bertemu secara fisik, tentu punya kendala. “Kendala utama adalah soal kepercayaan. Banyak orang bertanya, barang yang dipesan dikirim nggak ya? Barangnya sesuai dengan yang dipesan nggak ya? Alhamdulillah, kami bisa meyakinkan mereka karena kami selalu berusaha menjaga kualitas dan ketepatan waktu pengiriman,” kata Icha yang memakai jasa perusahaan kurir lokal ternama untuk pengiriman.
“Untuk saling menjaga kepercayaan itu juga, biasanya kami minta uang panjar dulu 50%, terutama untuk konsumen baru,” tambah anak kedua dari lima bersaudara ini.
Di luar pemasaran lewat internet, Icha juga sesekali melakukan penjualan langsung, khususnya ke teman-teman. Rencananya, dia ingin juga menawarkan produknya lewat pameran dan membuka toko di rumah. Dia juga segera meluncurkan situs produknya di www.sepatulukis.com.
Dibantu 7 tenaga lukis yang dia rekrut dari warga sekitar rumahnya, sampai saat ini Icha sudah melepas 250 pasang sepatu ke pemesan. Dalam seminggu, produk buatannya bisa mencapai 20-an pasang atau sekitar 80-100 pasang/bulan. Omzetnya diperkirakan sudah mencapai angkar Rp18 juta-Rp20 juta sebulan. Produknya sendiri dilepas dengan harga antara Rp110 ribu-Rp130 ribu, tergantung ukuran dan desainnya. Semakin rumit desain, tentu semakin mahal. Ukuran yang disediakan mulai dari nomor 31 hingga nomor 43. Oh ya, selain menawarkan dengan desain yang dibuatnya, Icha juga mempersilakan konsumennya memesan dengan desain yang mereka buat sendiri.
“Alhamdulillah, modal awal Rp4 jutaan di Juli 2008 lalu hasil pinjaman dari orang tua, sudah balik modal. Sekarang tinggal putar-putar uang dari keuntungan saja, belum mau pinjam dari pihak ketiga atau bank. Barangkali kalau usaha ini tambah membesar, bolehlah cari dana dari bank,” katanya sambil tersenyum ramah.
Di luar sepatu kanvas lukis funky buatannya, dua bersaudari ini berniat memproduksi kaos dan tas lukis. “Hitung-hitung bisnis ini mempraktekan teori yang saya dapat di bangku kuliah. Jadi, selepas kuliah saya tak perlu mencari kerja, tapi justru mencari pekerja lagi,” kata Icha yakin. Semoga. $ AGUSTAMAN
Semangat..:)
Assalamualaikum,WR,WB...
Saya hanya sebagai perantara untuk menyampaikan tentang ritual gaib AKI PURWO, Saya sengaja menulis sedikit kesaksian untuk berbagi,barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah ekonomi/keuangan ataupun punya masalah hutang piutang.Permasalahan akan di tuntas AKI PURWOH dengan ilmu gaib yang kasat mata.!!
Pertama-tama Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada AKI PURWO yang telah membantu kehidupan keluarga saya, Dulunya saya cuma kerja jadi tukang cuci keliling. penghasilan saya perhari paling tinggi 70ribu, Hanya pas pasan untuk mengecukupi kehidupan keluarga saya..Alhamdulillah sekarang sejak saya bergabung jadi member (AKI PURWO), Saya sudah berkali kali menang togel dan ini kemenangan saya yg Ke 3X nya kemarin di kasih angka ritual 4D,Syukur Alhamdulillah angka yg diberikan aki tembus lagi, Impian saya selama ini sudah jadi kenyataan kehidupan keluarga saya pun jauh lebih baik dari pada sebelumnya...
Buat bapak/ibu yang ingin mendapatkan REJEKI melalui jalan TOGEL..
JIKA ANDA BERMINAT SILAHKAN HUBUNGI BELIAU SEGERA
DI NO.HP : 0823-1771-1043 (AKI PURWO)
yang benar2 ingin di bantu
Insya Allah Anda Akan Berhasil Sukses Jika Anda Mau Mengambil Keputusan Untuk Mengikuti Ritual Gaib AKI PURWO..."
.
.
===>>AKI PURWO<===
NO.HP : 0823-1771-1043
==DUKUN SAKTI UNTUK BOCORAN ANGKA TOGEL 2D,3D,4D,5D,6D HARI INI==